Dinsdag 02 April 2013

Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Kalimat dalam judul tulisan ini adalah merupakan sila kedua dari Pancasila. Sebenarnya saya merasa tidak  berkemampuan untuk menerjemahkan pengertian kalimat itu secara benar sebagaimana yang dikehendaki oleh perumusnya. Saya hanya ingin merasakan sedemikian  indah kalimat itu, dan keindahan itu akan menjadi sempurna  seumpama bisa diimplementasikan oleh semua orang dalam kehidupan sehari-hari.
 
Kata kemanusiaan itu sendiri memiliki arti yang mendalam. Tatkala seseorang mengatakan agar ada rasa kemanusiaan, maka artinya kita diajak untuk menghargai, menghormati, menyayangi, memberikan empati, menolong, meringankan beban, dan bahkan juga memaafkan manakala seseorang telah melakukan kesalahan. Lewat rasa kemanusiaan maka rasa kasih sayang kepada siapapun seharusnya ditumbuh-kembangkan. Dengan rasa kemanusiaan pula, tidak selayaknya seseorang menyakiti dan menjadikan orang lain lebih  menderita hidupnya.
 
Kehidupan ini oleh ajaran agama   diartikan sebagai sebuah perjalanan pendek, dari lahir, hidup dan kemudian mati.  Menurut ajaran  Islam, hidup yang tidak begitu lama ini harus diisi dengan   perbuatan baik, yaitu selalu mengabdi kepada Tuhan dan  berbuat baik  kepada sesama. Selain itu, seharusnya  selalu menjaga hati, pikiran dan perbuatannya. Perbuatan apapun yang dilakukan oleh seseorang  akan mendapatkan pembalasan di kemuan hari, ialah di akherat nanti. Siapa saja yang berbuat baik akan mendapatkan balasan kebaikan,  dan sebaliknya, akan mendapatkan balasan atas perbuatan buruk yang dilakukan di dunia ini.
 
Kalimat kemanusiaan pada Pancasila, menurut pengertian yang saya tangkap, adalah  mengingatkan agar bangsa Indonesia ini memiliki jiwa kemanusiaan. Tidak boleh memperlakukan manusia semena-mena tanpa memperhatikan harkat dan martabatnya.  Manusia harus dihargai, dihormati, dan dimuliakan.  Manusia diciptakan dalam keadaan tidak sempurna. Suatu saat, makhluk yang dimuliakan oleh Tuhan ini bisa saja melakukan kesalahan dan juga  lupa. Kedua sifat  itu  selalu melekat pada diri manusia.  Tidak pernah ada manusia, kecuali rasul, yang terbebas dari lupa dan  perbuatan salah  oleh karena tidak disengaja.
 
Memperlakukan orang dengan semena-mena adalah  tidak manusiawi. Perbuatan itu seharusnya  tidak boleh dilakukan oleh siapapun. Manusia harus diberlakukan secara adil dan beradab. Kita semua membenci perbuatan jahat, merugikan orang lain, merusak dan atau sekedar mengganggu orang  atau lainnya. Akan tetapi, kebencian itu tidak selayaknya menjadikan  kita juga berbuat yang sama terhadap pelaku kerusakan itu. Apalagi tindakan  terhadap orang yang kita anggap salah itu melebihi batas  hingga  lebih menderita dan lebih nista,  maka sebenarnya yang terjadi adalah saling berbuat kerusakan, atau balas membalas.
  
Akhir-akhir ini, banyak orang tertangkap oleh karena melakukan  korupsi. Tindakan itu memang merugikan rakyat dan negara. Pelaku korupsi  biasanya adalah oknum pejabat, baik di kalangan pemerintah maupun swasta.  Mereka melakukan tindakan itu bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, melainkan untuk menumpuk kekayaan. Itulah sebabnya banyak orang sedemikian benci terhadap para   koruptor itu. Akan tetapi, sebagai rasa kemanusiaan yang seharusnya dikembangkan,  dan apalagi dirangkai  dengan kata adil dan beradab,  maka seharusnya tidak boleh memperlakukan  mereka melebihi kadar kesalahan yang dilakukan itu.
 
Para koruptor itu sebenarnya pada awalnya juga orang baik. Mereka itu juga telah mengenyam pendidikan, dan dinyatakan telah berperilaku baik, hingga menjadi orang pilihan. Atas dasar pertimbangan itu, mereka diberi amanah untuk melakukan tugas-tugas penting dan terhormat. Selain itu, mereka juga telah memberikan jasanya,  yang bisa jadi,  juga sangat banyak. Hanya oleh karena mereka berada pada sistem yang memungkinkan bagi siapapun melakukan perbuatan salah, maka terpaksa melakukan kesalahan itu. Kesalahan seperti itu mestinya bisa dipahami dan tidak seharusnya  dianggap telah melakukan kejahatan serius..
 
Sekuat apapun,   orang bisa lupa dan jatuh  melakukan kesalahan. Maka itulah sebabnya dalam Islam diajarkan agar selalu berwasiat tentang kebenaran dan kesabaran. Siapapun yang tidak melakukan hal itu akan merugi. Hidup di dunia ini memang penuh dengan cobaan, godaan, dan bisikan yang menjerumuskan.  Menghadapinya amat berat, oleh karenanya tidak sedikit orang jatuh dan melakukan kesalahan.  Pertanyaannya, apakah mereka itu harus dihukum, tentu jawabnya adalah seharusnya begitu. Akan tetapi, tatkala menghukum siapapun harus diperlakukan dengan penuh kemanusiaan, adil,  dan beradab.  Itulah ajaran yang seharusnya dipegangi sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Wallahu a’lam.     
  

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking