Dinsdag 02 April 2013

ARTI DAN MAKNA SILA PERSATUAN INDONESIA

A.   Latar Belakang
Pancasila terkandung banyak nilai di mana dari keseluruhan nilai tersebut terkandung di dalam lima garis besar dalam kehidupan berbangsa negara. Perjuangan dalam memperebutkan kemerdekaan tak jua lepas dari nilai Pancasila. Sejak zaman penjajahan hingga sekarang, kita selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila tersebut.
Indonesia hidup di dalam berbagai macam keberagaman, baik itu suku, bangsa, budaya dan agama. Dari ke semuanya itu, Indonesia berdiri dalam suatu keutuhan. Menjadi kesatuan dan bersatu di dalam persatuan yang kokoh di bawah naungan Pancasila dan semboyannya, Bhinneka Tunggal Ika.
Tidak jauh dari hal tersebut, Pancasila membuat Indonesia tetap teguh dan bersatu di dalam keberagaman budaya. Dan menjadikan Pancasila sebagai dasar kebudayaan yang menyatukan budaya satu dengan yang lain. Karena ikatan yang satu itulah, Pancasila menjadi inspirasi berbagai macam kebudayaan yang ada di Indonesia. Dari uraian tersebut, penulis tertarik untuk membuat makalah yang berjudul “Persatuan Bangsa Indonesia”.
B.   Rumusan Masalah
Dari penjelasan tersebut, didapat rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Pengertian Persatuan dan Kesatuan Bangsa
2.      Makna dan Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Bangsa
3.      Arti dan Makna sila Persatuan Indonesia
4.      Cara Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa
C.  Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1.      Mengetahui Pengertian Persatuan dan Kesatuan Bangsa
2.      Mengetahui Makna dan Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Bangsa
3.      Mengetahui Arti dan Makna Sila Persatuan Indonesia
4.      Mengetahui Cara Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa
A.   Pengertian Persatuan dan Kesatuan
Persatuan ialah gabungan (ikatan, kumpulan dan sebagainya) dari beberapa bagian yang sudah bersatu, sedangkan  Kesatuan ialah ke-Esaan, sifat tunggal atau keseutuhan (WJS. Poerwadarminta, 1987).
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia diwujudkan dalam semboyan pada  lambang Negara Republik Indonesia yaitu ”BHINNEKA TUNGGAL IKA” yang keberadaannya berdasarkan pada PP No. 66 Tahun 1951, mengandung arti beraneka tetapi satu (Ensiklopedia Umum, 1977).  Semboyan tersebut menurut Supomo, menggambarkan gagasan dasar yaitu menghubungkan daerah-daerah dan suku-suku bangsa di seluruh Nusantara menjadi Kesatuan Raya (ST Munadjat D, 1928). Lengkapnya Bhinneka Tunggal Ika berbunyi  Bhinneka Tunggal Ika Tanhana Dharmma Mangrva.  Hal tersebut merupakan kondisi dan tujuan kehidupan yang ideal dalam lingkungan masyarakat yang serba majemuk.
Dalam kehidupan masyarakat yang serba majemuk, berbangsa dan bernegara, berbagai perbedaan yang ada seperti dalam suku, agama, ras atau antar golongan, merupakan realita yang harus didayagunakan untuk memajukan negara dan bangsa Indonesia, menuju cita-cita Nasional kita adalah masyarakat Adil dan Makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
B.   Makna dan Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini, itu terjadi dalam proses yang dinamis dan berlangsung lama, karena persatuan dan kesatuan bangsa terbentuk dari proses yang tumbuh dari unsur-unsur sosial budaya masyarakat Indonesia sendiri, yang ditempa dalam jangkauan waktu yang lama sekali.
Unsur-unsur sosial budaya itu antara lain seperti sifat kekeluargaan dan jiwa gotong-royong. Kedua unsur itu merupakan sifat-sifat pokok bangsa Indonesia yang dituntun oleh asas kemanusiaan dan kebudayaan.
Tahap-tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia itu yang paling menonjol ialah sebagai berikut:
1.      Perasaan Senasib.
2.      Kebangkitan Nasional
3.      Sumpah Pemuda
4.      Proklamasi Kemerdekaan
C.  Arti dan Makna Sila Persatuan Indonesia
Makna persatuan hakikatnya adalah satu, yang artinya bulat tidak terpecah. Jika persatuan Indonesia dikaitkan dengan pengertian modern sekarang ini, maka disebut nasionalisme. Nasionalisme adalah perasaan satu sebagai suatu bangsa, satu dengan seluruh warga yang ada dalam masyarakat. Oleh karena rasa satu yang begitu kuatnya, maka dari padanya timbul rasa cinta bangsa dan tanah air. Akan tetapi perlu diketahui bahwa rasa cinta bangsa dan tanah air yang kita miliki di Indonesia bukan yang menjurus kepada chauvinisme, yaitu rasa yang mengagungkan bangsa sendiri, dengan merendahkan bangsa lain. Jika hal ini terjadi, maka bertentangan dengan sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Walaupun ditulis cinta bangsa dan tanah air, tidak dimaksudkan untuk chauvimisme. Dengan demikian jelaslah bahwa konsekuensi lebih lanjut dari kedua hal tadi adalah menggalang persatuan dan kesatuan bangsa, yang pada akhir – akhir ini justru menunjukkan gejala disintegrasi bangsa. Hal ini sejalan dengan pengertian persatuan dan kesatuan. Secara keseluruhan arti dan makna Pancasila sila ketiga, adalah:
1.      Nasionalisme
2.      Cinta bangsa dan tanah air
3.      Menggalang persatuan dan kesatuan bangsa
4.      Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan dan perbedaan warna kulit,
5.      Menumbuhkan rasa senasib dan sepenangungan
6.      Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agamanya.
7.      Tidak memaksa warga negara untuk beragama.
8.      Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama.
9.      Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan dalam beribadah menurut agamanya masing-masing
10. Menjaga persatuan dan kesatuan Republik Indonesia
11. Rela berkorban demi bangsa dan negara.
12. Berbangga sebagai bagian dari Indonesia.
13. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa      yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
D.  Cara Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Membangun Persatuan dan kesatuan mencakup upaya memperbaiki kondisi kemanusiaan lebih baik dari hari kemarin. Semangat untuk senantiasa memperbaiki kualitas diri ini amat sejalan dengan perlunya menyiapkan diri menghadapi tantangan masa depan yang kian kompetitif. Untuk dapat memacu diri, agar terbina persatuan dan kesatuan paling kurang terdapat sepuluh hal yang perlu dilakukan:
1.      Berorientasi ke depan dan memiliki perspektif kemajuan;
2.       Bersikap realistis, menghargai waktu, konsisten, dan sistematik dalam bekerja;
3.      Bersedia terus belajar untuk menghadapi lingkungan yang selalu berubah;
4.      Selalu membuat perencanaan;
5.      Memiliki keyakinan, segala tindakan mesti konsekuensi;
6.      Menyadari dan menghargai harkat dan pendapat orang lain;
7.      Rasional dan percaya kepada kemampuan iptek;
8.      Menjunjung tinggi keadilan; dan
9.      Berorientasi kepada produktivitas, efektivitas dan efisiensi.
Persatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh atau tidak terpecah-belah. Persatuan/kesatuan mengandung arti “bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi.”
Persatuan Bangsa Indonesia berarti persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia. Persatuan itu didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat. Tiga aspek dari Persatuan Indonesia :
1.      Aspek Satu Nusa
2.      Aspek Satu Bangsa
3.      Aspek Satu Bahasa
Aagar terbina persatuan dan kesatuan paling kurang terdapat sembilan  hal yang perlu dilakukan:
  1. berorientasi ke depan dan memiliki perspektif kemajuan;
  2.  bersikap realistis, menghargai waktu, konsisten, dan sistematik dalam bekerja;
  3. bersedia terus belajar untuk menghadapi lingkungan yang selalu berubah;
  4. selalu membuat perencanaan;
  5. memiliki keyakinan, segala tindakan mesti konsekuensi;
  6. menyadari dan menghargai harkat dan pendapat orang lain;
  7. rasional dan percaya kepada kemampuan iptek;
  8. menjunjung tinggi keadilan; dan
  9. berorientasi kepada produktivitas, efektivitas dan efisiensi.
Bangsa indonesia seharusnya meninggalkan sikap primordialisme dan ethnosentrisme yang akan menghambat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Untuk itu dibutuhkan pemahaman tentang BHINEKA TUNGGAL IKA. Dengan begitu diharapkan akan tercipta nya toleransi  antar suku, agama, ras di Indonesia. Terciptanya toleransi dalam kehidupan beragama dan bersuku bangsa akan meminimalkan terjadinya politisasi dan radikalisme agama. Jika kemajemukan tidak memiliki nila-nilai toleransi dan persatuan, tentu akan mengarah pada fanatisme berlebihan.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking